Entri Populer

Minggu, 06 Maret 2011

ANGGREK BULAN

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu bunga nasional Indonesia, Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia mendampingi bunga melati (Jasminum sambac) yang ditetapkan sebagai puspa bangsa Indonesia dan padma raksasa (Rafflesia arnoldii)  sebagai puspa langka Indonesia.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu anggota genus Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis (spesies) dengan sekitar 140 varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di Indonesia.
Pesona anggrek bulan
Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.
Pesona Anggrek Bulan. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan warna beragam jenis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh subur hingga ketinggian 600 meter dpl.
Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
Meskipun banyak pehobi anggrek yang membudidayakan anggrek bulan. Juga banyak yang melakukan persilangan sehingga memunculkan varietas-varietas baru anggrek bulan hibrida, namun kelestarian puspa pesona ini di alam liar tetap semakin terdesak oleh hilangnya habitat sebagai akibat deforestasi hutan baik akibat penebangan liar ataupun kebakaran hutan.

Budidaya Bunga Dahlia

Dahlia merupakan tanaman bunga hias berupa tumbuhan tahunan yang tegak. Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Dahlia termasuk tanaman hias yang terlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal Botanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200 varietas. Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masa penjajahan di abad ke 19.

Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagai belahan dunia. Di luar negeri, bunga ini mempunyai prospektif sehingga dibentuk kelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia Society of United kingdom dan American Dahlia Society.
JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman dahlia adalah sebagai berikut:     Divisi    : Spermatophyta
Sub divisi    : Angiospermae
Kelas    : Dicotyledonae
Keluarga     : Compositae
Genus    : Dahlia
Spesies     : Dahlia spp. L.


Tanaman Dahlia yang dibudidayakan terdiri atas Dahlia pohon yang tingginya bisa mencapai beberapa meter dan berupa tanaman perdu (tanaman berkayu namun tetap rendah). Bunga dahlia memiliki warna : putih, kuning, jingga, violet, merah, ungu atau campurannya. Diameter bunga terkecil sekitar 5 cm sedangkan yang terbesar sekitar 30 cm. Spesies dahlia yang ada saat ini adalah D. pinnata, D variabilis, D. coccinea, D. juarezii.
 
.    MANFAAT TANAMAN

     Bunga dahlia kaktus yang berwarna putih selalu diperdagangkan karena merupakan jenis bunga yang banyak dipakai untuk merangkai bunga dukacita. Jenis Dahlia lain yang kaya warna (dahlia besar dan dahlia kecil) dijual di dalam polibag untuk digunakan sebagai tanaman di luar rumah.

Dahlia adalah tanaman berubi. Ubi dahlia mengandung hampir 70 prosen pati dalam bentuk inulin. Inulin murni hasil ekstraksi dari ubi dahlia dimanfaatkan di bidang kedokteran. Jika inulin difermentasi oleh enzim tertentu atau oleh jamur tanah, inulin akan berubah menjadi fruktosa, suatu gula yang banyak digunakan dalam pengawetan makanan atau pembuatan sirup. Karena itu, pemanfaatan inulin dari dahlia melalui biokonversi menjadi gula fruktosa.

SENTRA PENANAMAN
     Di Indonesia untuk tujuan komersil, dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).

SYARAT PETUMBUHAN
         5.1.    Iklim
Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan.
5.2.    Media Tanam    1)     Tanaman dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung humus, memiliki tata udara baik dan gembur.
2)     Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara pH=6,0-8,0.

5.3.    Ketinggian Tempat
Tanaman dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700- 1.000 m dpl.

6.    PEDOMAN BUDIDAYA

         6.1.    Pembibitan    
 
1)    Teknik Penyemaian Bibit     
 
a)     Perbanyakan generatif dengan benih
Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan warna bunga yang baru dan lebih bervariasi. Benih berasal dari tanaman dahlia yang sehat berumur 5 bulan. Benih langsung disemai di atas persemaian yang telah disiapkan. Bedengan persemaian dibuat di atas tanah dengan lebar 1 m dan panjang tergantung besar lahan dengan arah Utara-Selatan. Bedengan dibuat dari campuran humus, pupuk kandang sapi dan tanah yang subur denganperbandingan 1:1:1. Tinggi bedengan 5 cm. Bibit disebarkan merata di atas bedengan dan ditutup tipis-tipis dengan tanah. Pada musim kemarau bedengan ditutup dengan daun pisang yang telah dicuci atau karung goni yang bersih agar kelembaban bedengan terjaga. Bedengan perlu diberi naungan bila persemaian dilakukan pada musim hujan. Naungan berupa plastik transparan setinggi 80 cm di sisit timur dan 60 cm di sisi barat. Setelah benih berkecambah dan berdaun dua helai, penutup (daun pisang/karung goni) dibuka. Bibit dipelihara dipersemaian sampai berdaun sempurna 2 buah, pada stadia ini akar tanaman belum menyentuh dasar bedengan dan dipindahtanamkan ke polibag transparan 18x15 cm berisi campuran sekam dan pupuk kandang sapi (6:1). Setelah tanaman berdaun 6 helai, dilakukan pindahtanam kedua ke dalam polybag transparan 30x20 cm berisi media yang sama. Di dalam polybag ini tanaman dipelihara sampai berbunga selama 1,5-2 bulan dan siap untuk dijual.

b)    Perbanyakan vegetatif dengan stek Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan bunga dengan warna danbentuk yang sama dan untuk dahlia besar yang tidak dapat berbiji. Bahan stekdiambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-10 cm. Untuk menghindari penyakit,gunakan pisau stek/pisau tajam yang bersih untuk memotong tunas. Pembibitan dilakukan di polybag transparan 30x20 cm berisi campuran sekam padi dan pupuk kandang (6:1) dan dipelihara sampai siap jual tanpa dipindahtanam selama 3 hari.

c)    Perbanyakan vegetatif dari ubi
Dilakukan pada dahlia kaktus dan semi kaktus. Ubi diambil dari tanaman berumur 7 bulan. Untuk mendapatkan ubi, batang tanaman yang telah habis masa berbunga pertamanya dipotong sampai 10 cm dari permukaan tanah. Tanah digali dan ubi diangkat bersama dengan batang utamanya.


2)    Pemeliharaan Penyemaian     
 
a)    Tanaman di Persemaian
Selama persemaian tanaman disiram satu hari sekali dan tidak diberi pupuk karena makanan sudah cukup banyak didapatkan dari bedengan. Penyiangan gulma harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bibit yang masih mudah rusak.

b)    Tanaman di dalam polibag
Tanaman disiram 1-2 hari sekali (pagi-sore) kecuali jika hari hujan. Gulma jarang tumbuh, jika ada disiangi dengan cara dicabut atau diambil denga cangkul kecil Untuk mencegah hama/penyakit, tanaman disemprot dengan pestisida antracol/Basudin 2 minggu sekali di saat pergantian musim kemarauhujan dan musim hujan. Pupuk daun Gandasil dan 1 gram NPK diberikan 1 minggu sekali.


6.2.    Pengolahan Media Tanam

    1)     Penanaman di Polybag (dahlia mini dan dahlia besar)     
a)    Media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (6:1) dicampur merata.
b)    Masukkan media ke dalam polybag 30 x 20 cm sampai mengisi 90 prosen volume.
c)    Buat lubang tanam ditengah media, tambahkan 1 gram pupuk NPK.
d)    Masukkan bibit dari polybag kecil dan padatkan media di sekitar batang. Siram sampai lembab.
e)    Selanjutnya tanaman diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap dua minggu. Penyemprotan dengan pestisida Antracol dan Basudin dilakukan jika terlihat gejala serangan penyakit.
f)     Pemangkasan daun perlu dilakukan agar bunga yang dihasilkan berkualitas baik. penjarangan bunga bertujuan untuk mendapatkan bunga dengan ukuran maksimal. Kriteria penjarangan bunga adalah:
    1.    Di setiap pucuk lateral hanya terdapat 6 kuntum bunga dihitung sampai buku ke tiga untuk tanaman Dahlia mini.
    2.    Di setiap pucuk utama dan pucuk lateral hanya terdiri atas 3 kuntum bunga untuk tanaman Dahlia yang besar.

2)     Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai dengan kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm. Setelah bedengan terbentuk, tanah diolah sedalam 45 cm beberapa kali dengan cangkul. Tambahkan pupuk kandang setebal 15 cm (10-15 ton/ha) dan campur dengan 45 cm tanah bedengan. Haluskan tanah bedengan sampai kedalaman 15 cm. Rapikan kembali bedengan.

6.3.    Teknik Penanaman

    1)    Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm.
2)    Cara Penanaman Ubi
Ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh.

6.4.    Pemeliharaan Tanaman    Penjarangan dan Penyulaman

Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dapat dilakukan sampai tanaman berumur 3 minggu. Biasanya bibit tidak tumbuh sempurna jika pengairan terlambat dilakukan terutama jika udara panas. Penjarangan bunga perlu dilakukan terutama jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak supaya diameter bunga mencapai maksimum. Pada dahlia kaktus (putih) hanya satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedangkan pada dahlia semi kaktus dapat 5 - 6 bunga.
Penyiangan
Dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dan pada saat pemupukan sert pembumbunan. Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan menghamparkan mulsa organik di antara tanaman. Ketika tanaman mencapai 1 m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang bambu agar tidak rebah.
Pemupukan
Dilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengan tanah.
Pengairan dan Penyiraman
Dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Di awal pertumbuhannya, tanah di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai mengering. Pada saat itu, jika perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari tergantung dari keadaan cuaca. Setelah itu penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan setelah pemberian pupuk.


7.    HAMA DAN PENYAKIT

         7.1.    Hama  
a)  
Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
Gejala: ulat menyerang tanaman ubi dan batang. Ulat memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu terutama di siang hari.
Pengendalian: dilakukan dengan membunuh ulat bersamaan dengan pembubunan dan penyiangan gulma, pemberian furadan walau tidak selalu efektif dan penyemprotan insektisida Indofuran 3G atau Hostathion.

7.2.    Penyakit    
 
1)    Embun tepung/Powdery mildew
Penyebab: jamur Oidium tingitanium Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, daun akan mengering dan gugur.
Pengendalian: fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC. Serangan terjadi pada masa perpindahan musim dari hujan ke kemarau.

2)    Virus
Penyebab: jenis virus CMV, TSV, TSWV dan DMV.
Gejala: pertumbuhan tanaman abnormal sehingga tanaman kerdil.
Pengendalian: mengendalikan perkembangan vektor serangga seperti aphid atau trips, merendam benih dalam air panas, menghancurkan tanaman terinfeksi dan menyemprotkan insektisida. Metode yang lebih baik untuk mengeliminasi virus adalah menggunakan bibit dari kultur jaringan dan mendeteksi keberadaan virus dengan test ELISA.


8.    P A N E N

     Panen tanaman dahlia dapat berupa bunga dan ubi Ubi yang dijadikan bahan pemanis diambil dari dahlia besar, dahlia kaktus atau semi kaktus.

    8.1.    Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
1)    Bunga: tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm.
2)    Ubi: ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah tanam.
8.2.    Cara Pemetikan Bunga
1)     Bunga: bunga dahlia kaktus (ungu muda) dipetik dengan cara memotong tangkai bunga sepanjang 20 cm dari dasar bunga. Bunga dahlia semi kaktus dipanen dengan cara memotong tangkai bunga sepanjang 50 cm dari dasar bunga.
2)    Ubi: seluruh tanaman dibiarkan tumbuh beberapa hara supaya sisa-sisa makanan di dalam batang utama dapat diserap oleh umbi. Batang dipotong sampai ketinggian 10 cm dari pangkal batang, tanah di sekitar batang digali dan ubi diangkat bersama-sama dengan batangnya.
8.3.    Perkiraan Produksi
1)    Bunga: untuk areal tanam 1 tumbak (14 m2), dihasilkan bunga sebanyak 1500 kuntum setiap minggu selama 4 bulan panen.
2)    Ubi: besar ubi dan produksi ubi per batang tergantung dari jenis dahlia. Dahlia kaktus menghasilkan ubi yang besar dan dapat mencapai 2 kg/tanaman. Dalam 10 tumbak (140 m2) dihasilkan 400 kg ubi.

9.    PASCA PANEN

         1)     Bunga
Setiap 50 tangkai diikat dan dibungkus daun pisang, biasanya bunga langsung dijual ke pasar bunga (konsumen).
2)    Ubi
Untuk mendapatkan gula fruktosa dari ubi dahlia dilakukan perlakuan sebagai berikut:
    1.    Ubi dicuci bersih, dikupas dan dipotong-potong setebal 1 cm.
    2.    Potongan ubi digodog dengan air selama 20 menit.

10.    ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

         10.1.    Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya dahlia didasarkan pada luas lahan 30 tumbak (420 m2) pada tahun 1999 di Lembang, Jawa Barat.1)    Biaya produks
    1.    Sewa lahan 420 m2 untuk 1 musim tanam    Rp.      100.000,-
    2.    Bibit: 2000 @ Rp. 1.000,-     Rp.   2.000.000,-
    3.    Pupuk
- Pupuk kandang     Rp.        45.000,-
        - Pupuk buatan    Rp.      525.000,-
    4.     Pestisida     Rp.      750.000,-
    5.    Alat (polibag, sekam dll)     Rp.   2.750.000,-
    6.    Tenaga kerja     Rp.   2.625.000,-
    7.    Lain-lain    Rp.      500.000,-
    Jumlah biaya produksi     Rp.   9.295.000,-

2)    Pendapatan: 25.000 kuntum x 16 minggu @ Rp.35,-     Rp. 14.000.000,-
3)    Keuntungan    Rp.   4.705.000,-
4)    Parameter kelayakan usaha   
    1.    rasio output/input     = 1,506


Harga dahlia mini di dalam polibag antara Rp. 600,- sampai Rp. 1.000,- dan dahlia besar di dalam polibag antara Rp.1.000,- sampai Rp.1.500,-. Tanaman dijual di kebun dan selalu habis sebelum bunganya mekar. Dengan biaya produksi termasuk buruh sekitar Rp. 350,- sampai Rp. 400,- per polibag, penjualan dahlia sebagai tanaman pot atau tanaman di luar rumah akan menguntungkan.
10.2.    Gambaran Peluang Agribisnis
Dahlia adalah tanaman hias yang sangat digemari di manca negara tetapi di Indonesia belum terlalu populer. Berbagai festival Dahlia sering dilaksanakan di Inggris, Amerika atau India. Masa depan bunga ini di Indonesia akan lebih baik seiring dengan minat masyarakat untuk menjadikan bunga sebagai salah satu kebutuhan.

Sebenarnya, potensi dahlia yang sangat menjanjikan adalah tingginya kandungan inulin di dalam ubi. Inulin ini dapat diubah menjadi gula fruktosa. Saat ini Indonesia masih mengimpor gula fruktosa. Agribisnis bunga dahlia dengan tujuan menjadikannya sebagai tanaman penghasil inulin atau gula akan menghadapi masa yang cerah. Harga inulin, harga sirup fruktosa Rp. 3.100,-/kg (1990).

11.    STANDAR PRODUKSI

         11.1.    Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan pengemasan.
11.2.    Diskripsi
---
11.3.    Klasifikasi dan Standar Mutu
Mutu dan pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh negara pengimpor.
11.4.    Pengambilan Contoh
Dari satu partai atau lot bunga dahlia yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan,
contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut dalam data di atas:     a)    Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1–5.
b)    Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6–100.
c)    Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101–300.
d)    Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301–500.
e)     Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501–1001.


Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak contoh yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5    Pengemasan    1)    Pangkal tangkai bunga dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yang sesuai.
2)    Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah.
3)    Pengepakan dilakukan dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:
1. Nama barang.
2. Jenis mutu.
3. Nama atau kode produsen/eksportir.
4. Jumlah isi.
5. Negara tujuan.
4)    Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 derajat C dengan kelembaban udara 60-65 %.

Kamis, 17 Februari 2011

Spesies Kamboja Jepang




Kamboja Jepang

Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult

Nama umum

Indonesia: Kamboja jepang, adenium obesum

Inggris: Desert rose

Thailand: Choa chuem






Kamboja Jepang






Klasifikasi


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)


Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)


Sub Kelas: Asteridae


Ordo: Gentianales


Famili: Apocynaceae


Genus: Adenium


Spesies: Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult










Kerabat Dekat


Adenium Arabicum, Adenium Bohemianum, Adenium Multiflorum, Adenium Oleifolium, Adenium Somalense, Adenium Swazicum




SPESIES JENIS TANAMAN HIAS


 
Zephyranthes candida (Lindl.) Herb.

Nama umum

Indonesia: Bawang sebrang, kembang cokelat

Inggris: Rain lily

Cina: Zhong lan



Bawang Sebrang



Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Liliidae

Ordo: Liliales

Famili: Amaryllidaceae (suku bakung-bakungan)

Genus: Zephyranthes

Spesies: Zephyranthes candida (Lindl.) Herb.


Bunga Krisan

Chrysanthemum x grandiflorum

Nama umum

Indonesia: Bunga krisan, seruni

Pilipina: Manzanilla

Cina: ye ju hua



Bunga Krisan



Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Chrysanthemum

Spesies: Chrysanthemum x grandiflorum

Kerabat Dekat

Piretrum, Bunga Krisan

Platycodon grandiflorus

Bunga Balon

Platycodon grandiflorus

Nama umum

Indonesia: Bunga balon, bunga lonceng cina, bunga lonceng jepang

Inggris: Chinese bellflower



Bunga Balon



Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Campanulales

Famili: Campanulaceae

Genus: Platycodon

Spesies: Platycodon grandiflorus















Zephyranthes candida

Rabu, 16 Februari 2011

Cara Menanam Tanaman Bonsai

Sebenarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni mengenai pertumbuhan alami dan rekayasa sesuai pembentukan. Bonsai dengan pertumbuhan alami jika di selidiki dengan seksama ada beberapa bentuk atau gaya, antara lain;


Bonsai dengan gaya tegak lurus

Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak didepan.

Bonsai dengan gaya tegak berliku


Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batang yang tegak, tetapi berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang perlu dibuat kedepan agak menyerong kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan.


Bonsai dengan gaya miring


Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya. Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau merunduk kearah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat jelas.


Kemudian Bonsai yang tumbuh dengan pembentukan ada dua cirri khas dalam pembagiannya antara lain bonsai dengan gaya menggantung dan setengah menggantung


Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara pembentukannya juga sama dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung.


Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir pot


Tekhnik membuat bonsai


Tekhnik membuat bonsai yang perlu diperhatikan adalah mengenai pemotongan, pengawatan, posisi bonsai di media tanam, penanaman, tampilan atau performance usia.


Berikut cara-cara membuat bonsai atau tanman hias ;


pemotongan dan pemangkasan bonsai


prinsipnya, pemotongan dan pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan cara pemotongan akar mengarah ke samping.


Pengawatan tanaman


Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar.


posisi bonsai di dalam pot


Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi, bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang, lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan dengan jarak sepertiga dari sisi pot.


penanaman bonsai


Langkah-langkah penanaman bonsai:


1. siapkan pot, media tanam, dan bakalan bonsai


2. kurangi akar bakalan bonsai agar sesuai dengan ukuran pot


3. masukkan sebagian media tanam ke dalam pot


4. tanam bakalan dengan posisi tanam yang pas


5. masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak tangan


6. rawat bonsai dengan baik


pencitraan atau pengesanan usia bonsai


Bonsai akan lebih bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah dan ranting-ranting yang tampak berurat dan besar.



Aneka Bunga Mawar

Senin, 14 Februari 2011

Budidaya Bunga mawar

Posted on 00.24 by Wisata Lembang

PENDAHULUAN

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis).

JENIS TANAMAN

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.



Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun. Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia adalah:



Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar,Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.



Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.



3. MANFAAT TANAMAN

1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).

2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.

3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.

4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).



4. SENTRA PENANAMAN

Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.



5. SYARAT PETUMBUHAN

5.1. Iklim

1. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.

2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.

3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.



5.2. Media Tanam

1. Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.

2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.

3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.



5.3. Ketinggian Tempat

Mawar tumbuh baik pada:

1. Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28-30 derajat C.

2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24-27 derajat C.

3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.



6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan Persyaratan Bibit

Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).



Penyiapan Benih

Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:

a) Pemilihan buah - Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.

- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.

b) Perlakuan After Ripening - Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1).

- Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.

- Siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab).

- Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.

- Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diperlukan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).



Teknik Penyemaian Benih

a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.

b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air

c) Cuci biji mawar dengan air bersih.

d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian.

e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.



Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

a) Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.

b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).



Pemindahan Bibit

Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).

6.2. Pengolahan Media Tanam

Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag. Persiapan

a) Penyiapan lahan kebun/taman - Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka).

- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.

b) Penyiapan media dalam pot - Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1.

- Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat.

- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru.

c) Pengisian media tanam ke dalam pot - Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.

- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.

- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.

- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.

- Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm dibawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.



Pembukaan Lahan

a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.

b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15–30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.



Pembentukan Bedengan

Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.



Pemupukan

Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.

6.3. Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanam

Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.



Pembuatan Lubang Tanam

Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45–55 cm. Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan.



Cara Penanaman

Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.

Cara penanaman bibit mawar cabutan :

a) Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.

b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).

c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.

d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit.

e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.

f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akar-akarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.

g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.

h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.



Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindah tanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut:

a) Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.

b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.

c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat ditengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan.

d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.



6.4. Pemeliharaan Tanaman Penyiangan

Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.



Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.



Pemupukan

Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.

Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk

NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari setelah tanam.



Pemupukan berikutnya secara kontinyu tiap 3-4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun.

Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.



Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dan penyiraman dilakukan:

a) Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).

b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.

c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).



7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

1. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)

Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.

Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).



Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.



2. Kumbang

Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.



Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.



Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.



3. Siput berbulu

Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.

Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.



Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.



4. Tungau (Tetranychus telarius)

Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.

Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.



Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.



5. Thrips

Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.

Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.



Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.



6. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)

Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).

Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.



Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.



7. Hama-hama lain:

a) Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.

Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.



b) Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga.

Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.



c) Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran.

Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.



d) Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat.

Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.



e) Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,

Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati).

Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.



f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik,

Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu.

Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.



7.2. Penyakit

1. Bercak hitam

Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”).

Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian

tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).



Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.



2. Karat daun

Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.

Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok).



Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.

Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.



3. Tepung mildew

Penyebab: cendawan Oidium sp.

Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur).



Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).



Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.



4. Bengkak pangkal batang

Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.

Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.



Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.



Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.



5. Mosaik (belang-belang)

Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).

Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.

Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.



6. Bercak daun

Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp.

Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitamhitaman.

Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).

Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).



7. Jamur upas

Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.

Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati.

Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat.

Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.



8. Busuk bunga

Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.

Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam.

Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.

Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.



9. Penyakit Fisiologis

Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium.

Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.



Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.



8. P A N E N

8.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga

Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.



Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.



8.2. Cara Pemetikan Bunga

Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.



8.3. Periode Panen

Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.



8.4. Prakiraan Produksi

Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000-280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.



9. PASCA PANEN

9.1. Pengumpulan

1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:

a) Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.

b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.



2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:

Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).



9.2. Penyortiran dan Penggolongan

1) Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.

2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.



9.3. Penyimpanan

1) Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90%.

2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.



9.4. Pengemasan dan Pengangkutan

1) Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.

2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.

3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.

4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.

5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.



Budidaya Tanaman Anggrek

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

• Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.

• Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.

Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.

• Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.

• Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.


                                             

Minggu, 13 Februari 2011

Tanaman Anggrek

Dendrobium Sulawesiense

Baru diketemukan spesies dari Sulawesi (Indonesia), Dendrobium sulawesiense (syn. Den. crepidiferum) adalah anggrek yang cukup mencolok dengan bunga besar berwarna magenta serta lidah berwarna oranye dan tahan lama. Toleran pada suhu sedang sampai hangat, spesies ini membutuhkan kelembababan tinggi dan tingkat cahaya sedang.

Dendrobium Sulawesiense
Dendrobium sulawesiense J .Erfkamp & O.Gruss